ekspor kopi

Ekspor Kopi Mulai dari Cara Hingga Tujuan

Ekspor Kopi – Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, Dedi Junaedi mencatat, produksi kopi Indonesia tahun 2020 mencapai 753.491 ton dari luas areal 1,2 juta hektar lahan. Angka produktivitas mencapai 806 kg/ha. Sedangkan tahun 2019, angka tetap produksi 752.511 ton dengan luas areal 1.245.358 ha dan produktivitas 803 kg/ha. Dia menjelaskan, produksi kopi Indonesia terdiri dari 72 persen robusta, 27 persen arabika dan 1 persen liberika.

Mengenal Jenis Biji Kopi

Jenis biji kopi yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia adalah robusta dan arabika. Kedua biji kopi ini menguasai hampir 90 persen pasar konsumsi dunia. Meski sebenarnya, ekselsa dan liberica pun sama-sama memiliki keistimewaan rasa yang khas. Hanya saja, kedua jenis biji kopi ini kalah tenar dengan arabika dan robusta.

Lantas apa perbedaan dari keempat jenis biji kopi yang ada? Apa saja keistimewaan masing-masing biji kopi?

Mengenal Arabika

Awalnya kopi arabika tumbuh liar di Ethiopia. Kemudian arabika dikonsumsi, tenar, dan terbang ke berbagai penjuru dunia.

Dilansir dari Homegrounds, arabika menguasai hampir 60 persen pasar kopi dunia. Arabika memiliki rasa lebih ramah di mulut ketimbang robusta. Memiliki citarasa manis dan asam, dan memiliki lapisan rasa lebih kompleks dibanding robusta. Arabika lebih cocok ditanam di dataran tinggi dengan curah hujan sedang dan paparan sinar matahari alami yang cukup.

Dari keempat jenis biji kopi, arabika adalah jenis kopi paling rewel. Arabika tak mau tumbuh subur jika lingkungan tumbuhnya tak sesuai. Kopi arabika juga gampang terkena hama. Itulah sebabnya, jenis kopi ini sebaiknya ditanam secara homogen. Ketika ditanam secara heterogen dan hama merebak, hama yang ada bisa dalam sekejap merusak budidaya tanaman yang lain.

Mengenal Robusta

Robusta duduk di peringkat dua di pasar kopi dunia, setelah kopi arabika.  Nama robusta diambil dari sifat kopi ini yang lebih “robust” atau kokoh, bisa hidup di lingkungan lebih fleksibel dibanding arabika. Meski lebih mudah ditanam atau dibudidayakan dan lebih kuat terhadap hama, namun kepopuleran robusta ada di bawah arabika karena robusta tak memiliki variasi rasa dan aroma layaknya arabika.

Kopi robusta lebih hitam, lebih banyak mengandung kafein, dan cita rasanya lebih berkutat pada earthy flavor, yaitu beraroma layaknya tanah sehabis hujan, alias tidak beraroma buah-buahan layaknya arabika. Robusta banyak dicari oleh pecinta kopi yang memuja citarasa kopi yang pahit mantap. Robusta jugalah jenis biji kopi yang paling cocok diolah menjadi espresso.

Mengenal Liberika

Liberika memiliki aroma dan citarasa yang unik. Gabungan antara citarasa dan aroma bunga, buah, dan sedikit asap yang beraroma kayu. Kopi liberika salah satu tanaman yang dikembangkan warga untuk menjaga ekosistem lahan gambut. Meski bukan favorit masyarakat dunia, namun citarasa kopi liberika dipuja oleh para penggemarnya. Pohon kopi liberika tumbuh lebih tinggi daripada kopi arabika dan robusta.

Kopi liberika lebih hebat dalam bertahan hidup dibanding arabika. Biji kopi ini bisa hidup di tanah yang kurang subur sekalipun.  Dilansir dari Diperpa Kabupaten Bandung, nama ilmiah kopi liberika adalah Coffea liberica var. Liberika disebut berasal dari Liberia, meski ditemukan juga tumbuh liar di bagian Afrika lainnya. Di Indonesia, liberika banyak ditemukan di Jambi dan Bengkulu. Di Jambi, produksi liberika terkonsentrasi di daerah Tanjung Jabung.

Mengenal Ekselsa

Biji kopi ekselsa sering disamakan dengan liberika. Hal ini lantaran ekselsa juga tumbuh di lingkungan yang sama dengan liberika, dan pohonnya pun juga bisa tumbuh tinggi layaknya liberika.  Namun soal citarasa dan aroma, ekselsa sedikit berbeda dengan liberika. Ekselsa memiliki citarasa cenderung ke buah-buahan.

Dikutip dari Kominfo Jatim, Desa Carang wulung, Wonosalam, Kabupaten Jombang, adalah salah satu penghasil kopi ekselsa terbaik di Jawa Timur. Kopi asal Desa Carangwulung dikatakan memiliki citarasa pahit yang dominan, namun dihiasi dengan sedikit manis, asam dan juga sepat.

Syarat Ekspor

Kopi merupakan salah satu produk unggulan Indonesia di kancah dunia. Beberapa jenis kopi kita, seperti kopi gayo banyak dicari oleh buyer luar negeri. Ini menjadi kesempatan para pengusaha kopi untuk melebarkan sayap dan ikut bersaing di pasar global. Kenapa? Karena keuntungan yang akan didapat tak main-main. Tapi untuk ekspor kopi, ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi. Apa saja? Mari kita bahas bersama.

Baca Juga : Ekspor Kopi Mulai Bangkit, Tren Positif!

1. Produk Memenuhi Standar

Harus dipastikan sudah memenuhi standar mutu yang ditetapkan Menteri Perdagangan dan harus disertai dengan Surat Keterangan Asal (certificate of Origin) SKA Form ICO, yaitu surat keterangan yang digunakan sebagai dokumen penyerta barang (kopi) yang diekspor dari seluruh Indonesia, yang membuktikan bahwa (kopi) tersebut berasal, dihasilkan dan diolah di Indonesia.

2. Memiliki badan usaha

Kegiatan ekspor pada dasarnya dapat dilakukan oleh perseorangan, lembaga atau badan usaha yang memiliki badan usaha. Perizinan di bidang ekspor diterbitkan oleh Menteri Perdagangan atau pejabat yang diberi wewenang untuk menerbitkan perizinan. Karena itu, kamu harus memilih badan usaha apa yang ingin didirikan agar dapat melakukan ekspor, bisa CV maupun PT. Kalau nggak punya gimana? Kamu bisa meminjam legalitas ekspor kopi dari perusahaan lain dengan menggunakan jasa undername.

3. Memiliki Surat Izin Ekspor

Setelah memiliki badan usaha, perusahaan harus diakui sebagai Eksportir Terdaftar Kopi (ETK) dan Eksportir Kopi Sementara (EKS) oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan. Untuk eksportir pemula, kamu harus mendapatkan Surat Izin Eksportir/ Legalitas Ekspor Kopi Sementara. Namun, jika kamu sudah melakukan ekspor kopi minimal 200 ton dalam setahun, kamu akan bisa mendapatkan surat legalitas ekspor kopi tetap atau eksportir terdaftar.

4. Membuat Packing List, Invoice, SI (shipping instruction), dan SPEK.

Packing list merupakan dokumen packing atau pengemasan yang memperlihatkan jenis, jumlah, serta berat dari barang ekspor impor. Dalam packing list juga diuraikan informasi barang yang disebut dalam commercial invoice, yakni dokumen nota/ faktur penjualan barang ekspor/ impor yang diterbitkan oleh penjual/ pengirim barang/ eksportir.

Shipping Instruction atau Shipping Order adalah surat yang dibuat dan diberikan pemilik barang atau perusahaan ekspedisi kepada Carrier/ kapal (pelayaran) untuk menerima dan memuat muatan yang tertera dalam surat tersebut.

Dalam setiap ekspor kopi, kamu juga harus dilengkapi dengan Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK). Surat yang dikeluarkan Dinas Perdagangan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota ini merupakan surat sakti agar produk kopimu dapat diekspor ke seluruh negara tujuan. Selain itu, SPEK juga berguna untuk pengapalan dari pelabuhan ekspor di seluruh Indonesia.

SPEK dapat diakses secara online melalui Form Input yang telah tersedia pada aplikasi INATRADE. Aplikasi perijinan SPEK INATRADE dapat diakses melalui alamat http://inatrade.kemendag.go.id

Packing list, invoice, SI, dan SPEK ini yang nantinya akan diserahkan kepada forwarder/ ekspedisi.

5. PEB dan NPE

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen pabean yang berguna untuk menginformasikan pelaksanaan ekspor barang kepada pegawai Bea dan Cukai. PEB dibuat oleh eksportir atau bisa juga diwakilkan kuasanya.

Setelah PEB dibuat, maka akan diterbitkan Nota Pelayanan EKspor (NPE) yang diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen, Sistem Komputer Pelayanan atau Pejabat Pemeriksa barang atas PEB yang disampaikan, untuk melindungi pemasukan barang yang ingin diekspor ke Kawasan Pabean atau pemuatannya ke sarana pengangkut.

6. Mendapatkan Phytosanitary Certificate

Untuk ekspor kita perlu mendapatkan surat karantina dari Departemen Pertanian. Kopi diserahkan ke Departemen Pertanian untuk melalui proses karantina. Jika sudah dinyatakan terbebas dari hal-hal membahayakan, maka Phytosanitary Certificate akan diterbitkan.

7. Certificate of Origin (COO) dan Certificate of International Coffee Organization (ICO).

Certificate of Origin atau Surat Keterangan Asal (SKA) merupakan dokumen yang menerangkan negara asal suatu barang di impor maupun ekspor. Untuk mendapat COO dan ICO ini kamu perlu menyerahkan PEB, NPE, Packing List dan Invoice ke instansi terkait, seperti Dinas Koperasi dan Perdagangan.

8. Mengirim Surat Penting ke Buyer

Setelah proses pengurusan surat-surat telah selesai, produk telah dikapalkan, dan transaksi keuangan sudah selesai dilakukan/ buyer sudah memenuhi kewajibannya, maka kita diwajibkan mengirimkan beberapa dokumen agar buyer dapat mengurus kepabeanan di negaranya. Dokumen-dokumen tersebut antara lain Packing list, invoice, COO, ICO dan COA.

Baca Juga : Kupas Tuntas Standar Ekspor Kopi

Negara Tujuan Ekspor Kopi

Indonesia masuk sebagai lima besar negara penghasil kopi terbesar di dunia. Kopi asal Tanah Air pun sudah banyak dikenal oleh penikmat kopi dari seluruh dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2020 nilai ekspor kopi Indonesia mencapai US$ 809,2 juta. Nilai tersebut turun 7,8% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 872 juta.

  1. Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia dengan nilai sebesar US$ 202 juta atau 25% dari total ekspor kopi pada 2020. Selama lima tahun terakhir, Amerika Serikat pun menjadi negara tujuan dengan nilai ekspor kopi terbesar Indonesia.
  2. Jepang menduduki peringkat kedua sebagai negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan nilai US$ 56 juta. Disusul oleh Malaysia dengan nilai ekspor kopi sebesar US$ 55,4 juta.
  3. Negara tujuan ekspor kopi Indonesia terbesar selanjutnya, yaitu Mesir dengan nilai sebesar US$ 55,02 juta. Jerman menyusul dengan nilai ekspor kopi sebesar US$ 49,5 juta.
  4. Selanjutnya, ada Italia di peringkat keenam negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan nilai sebesar US$ 44 juta. Posisi selanjutnya ditempati Inggris dengan nilai ekspor sebesar US$ 39 juta.

Memilih Kopi untuk di Ekspor

Jadi mana biji kopi terbaik yang bisa kita pilih? Pilih biji kopi sesuai citarasa yang kita inginkan. Jika ingin kopi dengan citarasa ringan dan sedikit memiliki aroma asam segar, maka pilihlah arabika. Arabika dikategorikan berdasar karakter rasanya, seperti karakter buah, bunga, kacang-kacangan dan cokelat.  Tapi jika ingin kopi dengan cita rasa lebih berat dan cenderung pahit, Anda bisa memilih robusta, liberika atau ekselsa.

Memilih jasa layanan pengiriman ekspor kopi Anda haruslah tepat. Pilih jasa yang mampu memberikan edukasi secara jujur baik dari segi kebutuhan perizinan maupun biaya pengiriman. Tidak perlu pusing jika Anda tidak memiliki PT, izin ekspor, dan kebutuhan dokumen lainnya seperti SI, PEB, NPE. Cukup hubungi kami Logisklik dan Sales Representative kami akan membantu menyingkat proses ekspor kopi diatas menjadi lebih mudah!

Connect with us!

Sumber Data:

  1. https://www.kompas.com/tren/read
  2. https://aspenku.wordpress.com
  3. https://databoks.katadata.co.id/datapublish
  4. https://www.merdeka.com/uang/

READ MORE

Indonesia Siap Merajai Produksi Baterai Kendaraan Listrik

Indonesia Siap Merajai Produksi Baterai Kendaraan Listrik

logisklikDec 2, 20224 min read

Produksi baterai kendaraan listrik bisa jadi menjadi salah satu industri andalan Indonesia di masa depan. Ambisi pemerintah untuk menjadikan Indonesia…

Ingin memaksimalkan keuntungan dan optimalisasi yang maksimum pada bisnis Anda?

Bergabunglah menjadi mitra Logisklik Sekarang!
Pendaftaran gratis dan mudah
Nikmati keuntungan menjadi mitra dan mendapatkan customer dari mana saja di seluruh dunia!
Tunggu Apa Lagi? Daftarkan Bisnis Anda Sekarang!!!

Leave a Comment

Your email address will not be published.