Ayam Thailand Konsumsi Ganja, Jadi Lebih Bergizi

Ong-ard Panyachatiraksa, seorang pemilik pertanian di utara Thailand, memiliki lisensi untuk menanam ganja obat. Produksi berlimpah daun ganja ia manfaatkan sebagai makanan ayam. Hasilnya, diklaim membuat ayam lebih sehat.

Melalui Studi Akademisi

Sejumlah akademisi di Universitas Chiang Mai kemudian penasaran. Sejak Januari, mereka mempelajari 1.000 ekor ayam di peternakan organik Pethlanna Ong-ard, di Lampang. Untuk melihat bagaimana respon hewan-hewan tersebut ketika ganja dicampurkan ke dalam pakan atau air minum mereka.

Dikutip dari The Guardian, Minggu (19/6/2022) hasilnya, menurut Chompunut Lumsangkul, asisten profesor di departemen ilmu hewan dan akuatik Universitas Chiang Mai yang memimpin penelitian, menjanjikan dan menunjukkan bahwa ganja dapat membantu mengurangi ketergantungan petani pada antibiotik.

Chompunut mengamati ayam-ayam tersebut untuk melihat apa dampak ganja terhadap pertumbuhan mereka, kerentanan terhadap penyakit, dan untuk melihat apakah daging dan telur mereka berbeda kualitasnya, atau apakah mengandung cannabinoids.

Makanan Bahan Dasar Ayam Konsumsi Ganja Mendapat Tanggapan Baik

Presiden perusahaan komunitas Peth Lanna, Sirin Chaemthet, menjelaskan, peternak memilih ganja usai menemukan induk yang menderita bronkitis burung meski telah disuntik dengan antibiotik.

Setelah mengkonsumsi ganja, unggas itu kemudian membangun kekebalan yang lebih tinggi terhadap penyakit dan mampu bertahan dalam cuaca buruk.

Peternak Thailand Beri Makan Ayam dengan Ganja sebagai Pengganti Antibiotik (2)Dia mengatakan, nasi ayam hainan yang dibuat dengan ayam yang diberi makan ganja juga menerima tanggapan yang baik. Perusahaan lantas berencana untuk menjual ayam panggang pula di masa mendatang.

Lanna mengatakan, produk ternaknya turut memenuhi tuntutan konsumen yang menginginkan makanan sehat dan organik.

Ketua Dewan Tani Nasional, Prapat Panyachatrak, memperingatkan, antibiotik dalam daging dan telur ayam justru membahayakan kesehatan konsumen.

Senyawa itu bisa menurunkan kekebalan dan menimbulkan alergi. Panyachatrak menambahkan, pemberian ganja kepada ayam tak hanya memastikan keamanan konsumen. Langkah itu juga meningkatkan nilai komersial produk ayam.

 

Ganja Membuat Unggas Lebih Unggul

Peternak Thailand Beri Makan Ayam dengan Ganja sebagai Pengganti Antibiotik (1)Hewan-hewan itu diberi tanaman dalam intensitas yang berbeda-beda dan dalam bentuk yang berbeda. Beberapa diberi air yang direbus dengan daun ganja. Sementara yang lainnya diberi makan yang dicampur dengan daun ganja yang dihancurkan.

“Tidak ada perilaku abnormal yang diamati pada ayam. Pada tingkat intensitas yang kami berikan kepada mereka. Dosis ganja tidak akan membuat ayam mabuk,” kata Chompunut.

Kadar tetrahydrocannabinol (THC), zat psikoaktif tanaman yang membuat orang merasa teler, dan cannabidiol (CBD) senyawa yang tidak membuat mabuk, dalam daun berkisar antara 0,2 hingga 0,4%.

“Saya mencoba menemukan level yang cocok untuk mereka yang dapat membantu mereka meningkatkan kekebalan dan kinerja tanpa efek buruk,” kata Chompunut.

Hasilnya belum dipublikasikan, tetapi Chompunut telah mengamati tanda-tanda positif. Ayam yang diberi suplemen ganja cenderung mengalami lebih sedikit kasus bronkitis burung. Kualitas dagingnya, dinilai dari komposisi protein, lemak dan kelembabannya, serta kelembutannya, juga lebih unggul.

“Manfaat ganja untuk pengobatan dan memasak telah lama dikenal dalam tradisi Thailand. Ini adalah kearifan lokal masyarakat Thailand untuk menggunakannya sebagai bahan tambahan makanan, mencampurnya sebagai bahan untuk membuat mie ayam. Orang-orang memasukkannya ke dalam sup agar rasanya lebih enak,” sebut Chompunut, seraya menambahkan ia ingin menyelidiki ilmu di balik praktik semacam itu.

Legal Untuk Tujuan Medis

Thailand telah melonggarkan undang-undangnya ganja dalam beberapa tahun terakhir. Pertama-tama, mereka melegalkannya untuk tujuan medis, kemudian mengizinkan perusahaan untuk menjual produk yang mengandung rami dan CBD.

Bulan ini, pemerintah Thailand menghapus ganja dan tanaman rami dari daftar narkotikanya, meskipun masyarakat telah diperingatkan untuk tidak merokok di tempat umum dan ekstrak ganja yang mengandung lebih dari 0,2% tetrahydrocannabinol tetap ilegal.

Para pejabat setempat mengatakan mereka ingin meningkatkan pertanian dan pariwisata dengan memanfaatkan minat yang meningkat pada makanan dan minuman yang diresapi ganja dan perawatan medis.

Tidak jelas mengapa ganja memiliki efek positif pada ayam, kata Chompunut. Mungkin saja senyawa bioaktif dalam ganja telah merangsang kesehatan usus ayam, kekebalan dan dengan demikian meningkatkan kinerjanya.

Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengamati apakah ganja dapat menggantikan antibiotik dalam peternakan ayam. Chompunut merencanakan studi kedua yang akan menggunakan ekstrak ganja dengan intensitas yang lebih tinggi untuk mengamati apa dampaknya terhadap penyakit dan tingkat kematian di antara ayam.

Kratom Mirip Opium Laris di Pasar Online

Thailand baru saja melegalkan kratom, tanaman herbal mirip opium yang membuat penggunanya bisa ‘high’ ringan. Barang ini langsung laris di pasar online.

Pada akhir Agustus, Thailand men-dekriminalisasi kratom, tanaman mirip kopi asli Asia Tenggara. Dalam beberapa jam setelah pengesahan aturan tersebut, Sittichai Komam pengusaha yang tidak mau menyia-nyiakan waktu langsung memasarkannya di Facebook. Ia menjual daun kratom yang baru dipetik, yang bersumber dari lingkungannya di Thailand bagian selatan kepada konsumen lokal.

Di Amerika Serikat, pelegalan soal ini pun masih jadi kontroversi. Para pendukung pelegalan mengatakan itu adalah alternatif opium tetapi kritikus mengatakan itu adalah obat berbahaya.

Kratom sendiri adalah ramuan terbaru yang telah disahkan pemerintah Thailand untuk diproduksi. Meskipun produsen hanya dapat menjual di dalam negeri untuk saat ini, Thailand memiliki rencana untuk mengizinkan ekspor, yang berpotensi memungkinkan dealer lokal menjadi pemasok ke AS.

“Banyak penduduk desa yang lebih tua memelihara pohon kratom untuk dipanen dan dimakan daunnya. Setelah menjadi legal, saya mulai mengumpulkan dan membeli daun untuk membantu mereka mendapatkan penghasilan tambahan,” kata Sittichai.

Sittichai tidak menyangka, untuk pasar Thailand saja ia sudah kedatangan pesanan lebih banyak daripada yang bisa dipanen oleh penduduk desa.

Namun, konsumen Thailand memiliki banyak pilihan di platform media sosial seperti Facebook. Di outlet ecommerce seperti Shopee yang didukung Sea Ltd., ada ratusan postingan baru menawarkan tumpukan daun segar dengan harga sekitar 100 baht atau sekitar Rp 43 ribu-an per 100 gram.

Legal Untuk Ditanam Penduduk Thailand

Thailand menghapus kratom dari daftar narkotika pada 24 Agustus dan pada 8 September anggota parlemen mengesahkan rancangan undang-undang untuk mengizinkan impor dan ekspor kratom. Langkah tersebut mengikuti pelonggaran aturan terhadap ganja dan rami. Demikian melansir Bloomberg, Selasa (14/9/2021).

Baru-baru ini, Thailand menghapus ganja dari daftar obat-obatan di negaranya. Negeri Gajah Putih itu telah melegalkan ganja pada tahun 2018 untuk penelitian dan penggunaan medis, namun sekarang memungkinkan warga untuk membudidayakan tanaman itu di rumah, selama tidak digunakan untuk tujuan komersial.

Dikutip dari IFL Science, siapa pun yang ingin menanam tanaman itu dapat memberi tahu pemerintah setempat mulai 9 Juni. Untuk mendorong penanaman ganja yang ingin mereka promosikan sebagai tanaman komersial, mereka juga akan memberikan 1 juta tanaman untuk ditanam di rumah.

Warga hanya dapat menanam tanaman yang mengandung kurang dari 0,2% tetrahydrocannabinol (THC) atau senyawa psikoaktif dalam ganja yang membuat mabuk, dan ganja hanya boleh digunakan untuk tujuan medis.

Menggunakan Ganja Dapat Meningkatkan Kualitas Hidup Lebih Baik?

Tidak jelas bagaimana Thailand akan menegakkan aturan ini, dan apakah mereka melihatnya sebagai prioritas untuk menegakkannya. Tanaman ganja masih akan diizinkan mengandung cannabidiol (CBD), senyawa non-psikoaktif yang ditemukan dalam ganja, ditambah senyawa lain yang dianggap berkontribusi pada sifat obat tanaman.

Bagi pelaku bisnis yang berniat mencari cuan, masih harus mengajukan izin untuk menanam dan memprosesnya. Mengumumkan inisiatif ini di Facebook, Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mencatat bahwa menggunakan ganja dapat meningkatkan kualitas hidup lebih baik bagi pasien kanker serta orang-orang dengan nyeri kronis atau insomnia.

Pernyataan itu selanjutnya mengatakan bahwa penggunaan obat oleh pasien kanker stadium akhir dan penderita insomnia secara signifikan mengurangi penggunaan obat penenang dalam uji medis.

Untuk diketahui, Thailand mengalami ledakan produk yang mengandung CBD sejak 2018. Mulai dari brownies CBD hingga sushi yang diresapi bahan itu. Pemerintah berharap industri suplemen akan terus booming ketika pembatasan dicabut lebih lanjut pada Juni. Harapannya juga semoga menarik lebih banyak turis yang jumlahnya merosot selama pandemi COVID-19.

Penggunaan ganja sebagai campuran pakan ternak, jika benar-benar teruji, bisa menjadi jalan keluar yang lebih ramah lingkungan dan murah.

Connect with us!

Sumber Data:

  1. https://inet.detik.com/
  2. https://www.suara.com/
  3. https://news.okezone.com/
  4. https://kumparan.com/
Tips Menghindari Demurrage Dalam Pengiriman Dengan Kontainer

Tips Menghindari Demurrage Dalam Pengiriman Dengan Kontainer

logisklikMay 24, 202312 min read

Dalam dunia ekspor dan impor, kita sering mendengar adanya denda yang dikenakan kepada pemilik barang, baik dari instansi pemerintah maupun denda yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan pelayaran (shipping line). Mengenal Demurrage Demurrage adalah biaya yang sangat umum ketika melakukan perdagangan…

Perdagangan Indonesia Chile Makin Cerah Lewat Penandatanganan Protokol

Perdagangan Indonesia Chile Makin Cerah Lewat Penandatanganan Protokol

logisklikNov 23, 20224 min read

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Chile José Miguel Ahumada menandatangani Protokol Perdagangan Jasa ke dalam Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Pemerintah Indonesia dan Chile pada hari Senin (21/11/2022). Penandatanganan Protokol tersebut menandai tercapainya kesepakatan kerja…

Meterai Elektronik, Bagaimana Menggunakannya?

Meterai Elektronik, Bagaimana Menggunakannya?

logisklikNov 15, 20224 min read

Meterai elektronik dapat mempermudah pembuatan dokumen secara elektronik. Seiring berkembangnya teknologi informasi, turut terjadi perubahan bentuk dokumen menjadi elektronik yang memanfaatkan jaringan internet atau secara online. Meterai dalam bentuk elektronik bisa dimanfaatkan masyarakat untuk bertransaksi secara elektronik. Baca juga: Meterai…

Persiapan Ekspor Yang Perlu Diperhatikan Pelaku UKM

Persiapan Ekspor Yang Perlu Diperhatikan Pelaku UKM

logisklikNov 10, 20227 min read

Pelaku UKM mungkin belum begitu akrab dengan kegiatan ekspor atau mengirimkan barang ke negara lain. Minimnya informasi tentang kondisi pasar luar negeri, rumitnya mengurus perizinan ekspor, dan modal yang cukup besar merupakan sejumlah penghalang yang menghambat pelaku UKM untuk mengekspor…

Incoterms 2020: Klasifikasi dan Kategori

Incoterms 2020: Klasifikasi dan Kategori

logisklikNov 9, 202215 min read

Incoterms adalah seperangkat aturan komersial/perdagangan yang ditetapkan oleh Kamar Dagang Internasional (“ICC”) yang digunakan dalam kontrak penjualan internasional.[1] Incoterms bukan aturan wajib, agar memiliki efek hukum, incoterms harus secara jelas dimasukkan oleh para pelaku ekspor impor ke dalam kontrak mereka. Berikut…

Menjadi Mitra Logisklik

Truk Kembali Muatan Kosong? Daftarkan Sekarang!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *